Songkhla – Konsulat Republik Indonesia di Songkhla (KRI Songkhla) mengadakan Sosialisasi Awareness on Workplace/Institutional Bullying, Sabtu (28/6).
Sosialisasi tersebut bagian dari program Pengarusutamaan Gender (PUG) KRI Songkhla untuk membawa kesadaran bagi WNI di Selatan Thailand terhadap perundungan yang mungkin dapat dialami WNI yang bekerja atau mengenyam tingkat pendidikan tinggi di Thailand.
“Orang dapat ditindas karena berbagai alasan, termasuk perbedaan ras, seksualitas, identitas gender, etnis, agama, disabilitas dan kemampuan, berat badan, atau tinggi badan. ” Kata Sustriana Saragih, Narasumber pada kegiatan sosialisasi kepada para peserta.
Perundungan bukan merupakan fenomena yang hanya terjadi di tingkatan sekolah dasar ataupun menengah saja. Siapapun dapat mengalami perundungan, terlepas berapa pun usianya.
Puluhan WNI sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut dan membagikan pengalaman yang dialaminya terkait perundungan di tempat bekerja atau tempat belajar.
Lalu demikian, apa yang harus dilakukan saat mengalami perundungan di tempat kerja/belajar? Ibu Sustriana, yang akrab dipanggil Bu Sustri, membagikan beberapa tips apabila mengalami perundungan di tempat bekerja/belajar, seperti di antaranya:
– Menyimpan dokumentasi sebagai bukti pendukung untuk melaporkan kasus perundungan, dan mencari bantuan serta dukungan baik dari sesama teman, konselor, dan/atau penasihat hukum.
Institusi pendidikan maupun pihak perusahaan juga perlu mengambil langkah tegas pencegahan dan penanganan kasus perundungan, seperti di antaranya menyediakan jalur resmi pengaduan kasus perundungan yang aman dan berpihak terhadap korban, serta mengimplementasikan kebijakan anti-bullying atau kebijakan anti-perundungan.
Apabila Anda WNI di Selatan Thailand yang mengalami perundungan di tempat bekerja/belajar, jangan ragu untuk menghubungi KRI Songkhla di nomor hotline +66 818 978 350.
Editor: Amiruddin. MK