Home / Internasional / Peristiwa

Rabu, 1 Oktober 2025 - 12:58 WIB

Indonesia Serukan Kerja Sama Global Atasi Krisis Rohingya

Farid Ismullah

Kesedihan pengungsi rohingya saat selesai melaksanakan shalat tarawih di Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Banda Aceh, Senin (11/3/2024). (Foto :Farid Ismullah/NOA.co.id).

Kesedihan pengungsi rohingya saat selesai melaksanakan shalat tarawih di Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Banda Aceh, Senin (11/3/2024). (Foto :Farid Ismullah/NOA.co.id).

New York – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menegaskan perlunya kerja sama internasional untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam High Level Conference on the Situation of Rohingya Muslims and Other Minorities in Myanmar yang digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (30/9).

Dalam forum tersebut, Menlu Sugiono menyatakan bahwa masalah Rohingya tidak dapat dipandang terpisah dari konflik internal Myanmar.

Baca Juga :  Tingkatkan Kapasitas Pemuda, Disparpora Pidie Gelar Quick Respon Water

“Penyelesaian menyeluruh hanya dapat dicapai dengan mengatasi akar permasalahan melalui dialog inklusif, sejalan dengan Five-Point Consensus,” kata Menlu Sugiono dalam keterangannya, Rabu (1/10).

Soroti Eksploitasi Rohingya oleh Jaringan Kejahatan

Sugiono juga mengungkapkan keprihatinan terhadap meningkatnya kerentanan pengungsi Rohingya yang kini semakin dimanfaatkan oleh jaringan kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan manusia dan perdagangan orang.

Dia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mentolerir aktivitas kriminal semacam itu, namun mengingatkan bahwa upaya penanggulangannya harus dilakukan secara kolektif.

Baca Juga :  Pelajar Diusir Warga Saat Merokok Ditengah Sawah

ASEAN dan Bali Process harus terus diperkuat sebagai platform kawasan untuk menghadapi migrasi ireguler dan melindungi komunitas rentan,” ujarnya.

Desak Negara Maju Buka Akses Resettlement

Untuk mendukung penanganan jangka panjang, Menlu Sugiono mendorong peningkatan koordinasi global melalui kerja sama dengan berbagai lembaga internasional, termasuk UNODC, UNHCR, dan IOM.

Dia juga menyerukan agar negara-negara penandatangan Konvensi Pengungsi 1951, khususnya negara maju, memberikan komitmen lebih besar dalam penempatan kembali pengungsi di negara ketiga.

Baca Juga :  Kemenko Polkam Dorong Optimalisasi Peran Diaspora dalam Pembangunan Nasional

“Sudah delapan tahun pengungsi Rohingya berada dalam ketidakpastian. Kita tidak boleh membiarkan ini berubah menjadi dekade keputusasaan. Komunitas internasional harus berbagi tanggung jawab,” lanjutnya.

Konferensi tingkat tinggi tersebut diselenggarakan berdasarkan mandat Resolusi Sidang Majelis Umum PBB 79/182, dengan tujuan menghimpun dukungan politik dan membahas rencana aksi yang konkret, inovatif, serta terukur.

Fokus utamanya adalah memastikan perlindungan hak asasi manusia sekaligus membuka jalan bagi repatriasi Rohingya secara sukarela, aman dan bermartabat. (I-3).

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Internasional

Terkait Rohingya di Labuhan Haji, UNHCR Tingkatkan koordinasi dengan Kanwil Kumham Aceh

Internasional

Menlu Retno : Tidak semua negara dapat menjadi mediator, tapi semua dapat berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian

Aceh Timur

Rumah Warga Ini Ambruk Akibat Abrasi Pantai, PJ Bupati Aceh Timur Berikan Bantuan

Internasional

Kemlu RI Fasilitasi Pemulangan 264 WNI kelompok rentan dari Malaysia

Hukrim

Misteri Kaburnya 24 Imigran Rohingya dari Aceh Selatan

Peristiwa

Disambar Mopen, Pengendara Sepmor Meninggal

Aceh Barat

Pemkab Aceh Barat Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Internasional

Menko Polhukam : Pentingnya Kerja Sama Komprehensif Untuk Berantas TPPO di Asia Tenggara