Simeulue – Belum genap sebulan sejak dilakukan perbaikan, kondisi Jalan Nasional jalur dua di Kota Sinabang kembali memprihatinkan. Jalan utama yang baru saja diperbaiki dengan metode tambal sulam atau yang akrab disebut warga sebagai “aspal tempel” kini sudah berlubang lagi, Jumat (25/7/2025).
Pantauan Noa.co.id dan menjadi sorotan masyarakat yang melintasi jalur tersebut setiap hari. Seorang pengendara bermotor yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya terhadap kualitas perbaikan jalan yang dilakukan.
Ia berharap pemerintah ke depan dapat lebih serius dalam melakukan perbaikan, terutama di ruas jalan yang berada di pusat kota. Dimana, setiap rutin aktivitas masyarakat melintas di jalan tersebut.

“Kami berharap agar anggaran yang diturunkan tidak terbuang sia-sia. Kalau mau memperbaiki, jangan hanya dengan aspal tempel seperti itu. Tidak tahan lama, baru beberapa minggu sudah rusak lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, metode perbaikan seperti itu tidak hanya menghamburkan anggaran, tetapi juga menambah kerusakan. Ia menyebut bahwa hampir setiap tahun dilakukan perbaikan dengan pola yang sama dan menghabiskan dana hingga ratusan juta bahkan miliaran rupiah, namun hasilnya tetap mengecewakan.
“Daripada memperbaiki berkali-kali, lebih baik sekali dikerjakan secara menyeluruh dari nol. Gunakan aspal berkualitas seperti aspal beton agar lebih awet dan tidak membuang-buang anggaran,” pintanya.
Ia juga menambahkan bahwa jika diakumulasikan, dana yang dikeluarkan setiap tahun untuk perbaikan tambal sulam sebenarnya sudah cukup untuk pembangunan jalan permanen dengan spesifikasi lebih tinggi.
“Bayangkan berapa banyak anggaran yang sudah keluar setiap tahunnya. Kalau dialihkan untuk membangun jalan dengan aspal beton, bisa bertahan puluhan tahun. Ini baru sebulan sudah berlubang lagi dan bikin masyarakat kecewa,” tegasnya.
Kondisi itu, diharapkan menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan Pemerintah Aceh serta instansi terkait. Masyarakat meminta agar perencanaan dan pelaksanaan proyek perbaikan infrastruktur dilakukan secara menyeluruh bukan sekadar proyek tahunan yang hanya bertahan sementara.
Editor: Redaksi










