Home / Hukrim

Rabu, 11 Juni 2025 - 16:03 WIB

Jaringan Kamboja Buka Cabang di Bali, 5 WNI Jadi Operator ‘Love Scamming’

Farid Ismullah

Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya saat jumpa pers kasus love scamming di Halaman Mapolda Bali, Rabu (11/6). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya saat jumpa pers kasus love scamming di Halaman Mapolda Bali, Rabu (11/6). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Bali – Polisi menangkap 38 WNI dalam kasus love scamming jaringan Kamboja di Bali. Mereka menargetkan WN Amerika Serikat (AS), diduga ribuan WN (AS) jadi korban.

Ditresiber Polda Bali Kombes Ranefli Dian Chandra mengungkapkan ada peran dari lima WNI yang diamankan itu, sehingga jaringan penipu Kamboja membuka ‘kantor cabang’ di Bali.

Lima WNI itu awalnya bekerja sebagai operator love scamming di Kamboja. Beberapa waktu kemudian, bos WNI itu menawarkan mereka membuka kantor cabang di Bali. Mereka naik jabatan dari operator menjadi leader.

Baca Juga :  Promosi Situs Judi Online di Medsos, Selebgram Asal Aceh Diringkus Polisi

“Sindikat ini berawal dari lima orang (WNI) yang mencari kerja di sana. Lima orang ini pernah kerja sama sindikat seperti ini juga,” katanya di Halaman Polda Bali, Rabu (11/6).

Kelima WNI itu adalah Oky Elmawanda alias Noah, Guntur Pribadi alias Adi, Jimmy, James dan Oki.

Tawarkan Gaji Operator 200 Dolar AS per bulan

Kelima WNI itu kemudian mencari operator dengan membuat iklan lowongan kerja telemarketing di Facebook. Puluhan orang dari Sumatera dan Jawa melamar pekerjaan ini.

“Jadi dari lima orang yang melatih, mengajarkan operator lainnya akhirnya menambah kantor dari satu jadi lima kantor,” katanya.

Baca Juga :  Polres Nagan Raya Kembali Tangkap 2 Mahasiswa Terkait Kasus Narkoba 

Para pelamar mengaku terpaksa menerima pekerjaan sebagai operator lantaran susah mendapatkan pekerjaan. Mereka digaji 200 dolar AS per bulan dan insentif 1 dolar AS per 1 orang korban yang berhasil ditipu.

“Maksimal gaji itu ada salah satu yang paling banyak Rp 12 juta sebulan mereka. Dari sana gajinya dikirim dalam bentuk kripto, dolar, mereka cairkan bentuk rupiah di sini,” sambungnya.

Total pelaku yang diamankan 38, terdiri dari leader dan operator. Mereka adalah Brian, Iqbal, Defon, Yuki, Fidel, Jeje, Boger, Def, Dila, Adi, Putu, Shofi, Arya Dzusuf, Roy, Setian Gunawan, Yulianto, Supriadi, dan Feril.

Baca Juga :  DPRK Aceh Singkil nyatakan Perang Terhadap Mafia Tanah

Kemudian, Abu Rizal, Arie Efendi, Febryansyah, Alfin, Fahmi, Oky, Fikri, Dodi, Irpan, Acmad, Idham, Amelinda, Fitryah, Eva, Aldi, Yopi, Akbar Azani, Dodi, dan Egi.

Dalam kasus ini, 38 WNI ini dijerat dengan Pasal 35 Juncto Pasal 51 ayat (1) UU Nomor 2024 tentang ITE Juncto 55 KUHP, dengan ancaman dihukum maksimal 12 tahun penjara.

Editor: Amiruddin. MKSumber: https://Kumparan.com

Share :

Baca Juga

Hukrim

Satresnarkoba Polresta Banda Aceh Ringkus DPO Kasus Sabu 10 Kg

Hukrim

Pelanggaran Syariat Islam, SAPA Laporkan Selebgram ke Polda Aceh

Hukrim

Tertangkap Basah Oleh Warga, Kakek Pelaku Pelecehan Seksual Diserahkan Ke Polisi

Hukrim

Kejagung Sita Uang Tunai Rp 479 M dalam Perkara TPPU Duta Palma Group

Daerah

Kejati Aceh Tahan Enam Tersangka Terkait Perkara di BRA

Hukrim

Enam Pelaku Curanmor Dibekuk Dalam Operasi Sikat Seulawah 2025

Hukrim

Diduga Lakukan Tawuran, Tiga Remaja Diamankan Polisi

Hukrim

Polisi Serahkan Dua Tersangka Kasus Perambahan Hutan dan Satu Tersangka Kasus Judi Online ke Jaksa