Home / Internasional

Sabtu, 20 Juli 2024 - 16:09 WIB

Kemlu RI : Kemungkinan izin konsuler akses telpon terhadap 7 Nelayan Aceh di Myanmar Senin

REDAKSI | NOA.co.id

Foto : Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha. NOA.co.id/Farid Ismullah/FOTO/HO-Kemlu RI

Foto : Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha. NOA.co.id/Farid Ismullah/FOTO/HO-Kemlu RI

Banda Aceh – Kemlu RI melalui KBRI Yangon tengah menangani nelayan Aceh Timur yang dilaporkan terdampar di Perairan Myanmar.

“KBRI Yangon berdasarkan koordinasi dengan Dit.Konsuler MOFA MM, izin konsuler akses telpon kepada 7 nelayan Aceh disampaikan MoHome Affair (MOHA) ke MOFA kamis (18/7) dan Kemungkinan akses telpon dapat dilakukan per Senin (22/7), MOFA MM akan kirim nota diplomatik segera setelah menerima surat terkait hal tersebut dari MOHA,” Kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha Kepada Kantor Berita NOA.co.id, Sabtu 20 Juli 2024.

Sambungnya, Judha mengatakan jika Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Yangon Yangon merencanakan pemberian bantuan konsumsi terhadap nelayan aceh yang terdampar di Myanmar.

Baca Juga :  Kemlu RI Imbau seluruh WNI agar waspada dan bijak menerima tawaran kerja di luar negeri

“Pemberian bantuan makan sebesar MMK 60 ribu / hari / 7 pax (2 kali makan/ hari), setiap 10 hari, yang akan dikoordinasikan dengan warga lokal di Kawthaung.” Tutupnya.

Sebelumnya, dilaporkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi, Kabupaten Aceh Timur, menyatakan kapal motor nelayan asal kabupaten tersebut dengan tujuh anak buah kapal dan satu nakhoda terdampar di perairan Myanmar.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi Ermansyah di Aceh Timur, Kamis, mengatakan kapal nelayan tersebut dengan nama KM Aslam Samudera. Kapal motor tersebut masuk ke perairan negara tetangga tersebut diduga kehabisan bahan bakar.

Baca Juga :  Menlu RI Tegaskan Komitmen Dukungan Indonesia Terhadap UNRWA dan Mandatnya untuk Palestina

“Kapal motor nelayan Aceh Timur tersebut kehabisan bahan bakar, sehingga terombang-ambing selama tiga hari hingga akhirnya hanyut ke perairan Myanmar,” kata Ermansyah.

Ermansyah menyebutkan kapal nelayan KM Aslam Samudera melaut dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur, pada Selasa (24/6).

Kapal motor yang dinakhodai M Nur itu berlayar menuju perairan Selat Malaka guna menangkap ikan. Kapal motor tersebut dengan tujuh orang anak buah kapal (ABK).

Beberapa hari menangkap ikan di perairan Indonesia, Selat Malaka, kata  Ermansyah, kapal motor tersebut kehabisan bahan bakar. Kapal yang diawaki seorang nakhoda dengan tujuh nelayan tersebut tidak bisa melanjutkan pelayaran karena terombang-ambing di lautan.

Baca Juga :  Korea Siap Menang Perang Chip Lawan Amerika dan China

Adapun awak KM Aslam Samudera yang berada di Myanmar yakni M Nur (nakhoda) warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Annas (kepala kamar mesin), warga Pusong, Kota Langsa.

Sedangkan lima anak buah kapal lainnya yakni Mustafa Kamal warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Serta Abdullah, Helmi, dan Mola Zikri, semuanya dari Kota Langsa, dan Muzakir asal Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Hukrim

Kemlu RI : Diduga 30 WNI Jadi Korban TPPO Online Scammer di Manila

Internasional

KLHK Raih Penghargaan Peringkat Pertama Green Eurasia 2024

Internasional

China Lakukan Latihan Militer Usai Pelantikan Presiden Taiwan

Internasional

Geger Putra Mahkota Arab Saudi MBS Mau Dibunuh

Internasional

Kemlu Percepat Pemulangan 261 WNI Kelompok Rentan Dari Detensi Imigrasi Malaysia  

Internasional

Menlu Retno : Kunjungan saya ke CTBTO adalah salah satu bentuk komitmen Indonesia terhadap multilateralisme

Internasional

Hilang di perairan Aceh saat menuju Oman, Basarnas cari ABK asing

Internasional

Kemlu RI tangani tujuh nelayan Aceh terdampar di Myanmar