Aceh Singkil – Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kabupaten Aceh Singkil menyoroti serius dugaan ketidakhadiran kepala sekolah dan sejumlah guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di UPTD SPF SMP Negeri 2 Pulau Banyak Barat (PBB), tepatnya di Desa Ujung Sialit, Kabupaten Aceh Singkil.
Ketua LMND Aceh Singkil, surya padli, mengatakan lemahnya pengawasan dari Dinas Pendidikan merupakan akar dari masalah ini. Ia menilai, hal tersebut mencerminkan kegagalan Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan pendidikan di daerah.
“Fakta bahwa kepala sekolah dan guru bisa dengan bebas tidak masuk tanpa sanksi tegas menunjukkan ada pembiaran sistemik. Ini adalah bentuk kegagalan PLT Kadis Pendidikan dalam memastikan pelayanan pendidikan berjalan dengan baik dan disiplin tenaga pendidik ditegakkan,” tegas surya padli dalam keterangan resminya, Kamis, 16 Oktober 2025.
LMND mendesak Dinas Pendidikan Aceh Singkil segera mengambil tindakan tegas, termasuk melakukan evaluasi kinerja terhadap kepala sekolah dan guru-guru yang bersangkutan. Mereka juga meminta pemerintah daerah untuk menempatkan pejabat yang berkompeten dan memiliki komitmen tinggi terhadap perbaikan kualitas pendidikan.
“Kami mendorong Bupati Aceh Singkil untuk tidak menutup mata atas kondisi ini. Anak-anak kita berhak atas pendidikan yang layak, dan itu tidak akan tercapai jika guru dan kepala sekolah sendiri tidak hadir di sekolah,” lanjutnya.
LMND juga menyatakan akan mengawal isu ini hingga ada tindakan nyata dari pihak berwenang. Jika tidak ada respon yang serius, LMND berencana melakukan aksi protes terbuka sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib dunia pendidikan di Aceh Singkil.
Sebelumnya, Dikuti dari acehbisnis.com, Lagi-lagi Aceh Singkil dihebohkan dengan adanya sejumlah guru PNS, P3K dan Honor serta Kepala Sekolah (Kepsek) jarang masuk atau tak aktif mengajar. Kehebohan itu terjadi di UPTD SPF SMP Negeri 2 Pulau Banyak Barat (PBB), tepatnya di Desa Ujung Sialit, Kabupaten Aceh Singkil.
Lebih parahnya lagi, Kepsek SMP N 2 PBB atas nama Arisman, S.Pd tersebut, sudah sangat terlalu lama tidak masuk kantor, kurang lebih selama 3 bulan. Sedangkan guru-gurunya melaksanakan tugas paling banyak 10 hari dalam sebulan.
“Luar biasa sekolah di SMP N 2 PBB ini, kepsek dan dewan gurunya sangat jarang masuk. Padahal mereka sudah berkali-kali ditegur oleh pihak Disdikbud, BKPSDM, bahkan juga Bupati Aceh Singkil namun mereka tetap juga tak patuh pada aturan yang ada,” kata Ketua BPKam Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat Aceh Singkil, Rius Zai, kepada wartawan, Rabu (15/10) malam.
Kata Zius, masyarakat sangat heran dan bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab Kepsek ini tidak diambil tindakan tegas, apakah dia punya kekuatan besar atau dia punya usaha lain supaya dirinya tetap dipertahankan?
Masyarakat meminta janji Pak Bupati dan Wakil Bupati Aceh Singkil untuk membereskan masalah ini secepatnya, agar anak-anak di Ujung Sialit ini tidak semakin parah mutu pendidikannya.
Oleh karena itu, Ia bersama masyarakat berharap Bupati Aceh Singkil pak Safriadi Oyon SH, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap persoalan yang terjadi di dunia pendidikan di Pulau Banyak Barat ini.
“Kepsek nya untuk segera diganti, bahkan kalau boleh mereka di proses sesuai dengan aturan disiplin PNS yamg berlaku. Kalau bisa mereka juga dilakukan pemecatan,”katanya.
Karena, lanjut Rius Zai, masyarakat sudah sangat bosan melihat kelakuan Kepsek SMPN 2 PBB tersebut, maupun para guru-gurunya.
Anak-anak kami yang sangat kami rindukan itu agar menjadi anak bangsa yang berkualitas, namun semuanya hanya tinggal mimpi akibat ulah guru yg hanya tau makan gaji buta itu.
“Maka dari itu kami mohon kepada Bupati Aceh Singkil mohon perhatiannya yang serius, karena pendidikan ini merupakan tanggungjawab bersama,” pungkasnya.
Editor: Amiruddin. MK















