Jakarta – Dunia melihat Indonesia sebagai “trusted partner” dan sebagai “bridge builder”. Karena kontribusinya menjadi bagian dari solusi masalah dunia, Indonesia dihormati. Demikian disampaikan Menlu RI, Retno Marsudi dalam sambutan pembuka secara virtual mengawali kuliah umum serentak mengenai kebijakan luar negeri RI di 38 provinsi dalam rangka memperingati HUT Ke-79 Republik Indonesia dan HUT ke-79 Kementerian Luar Negeri RI dengan tema “10 Tahun Perjalanan Politik Luar Negeri”, Selasa (20/8/2024).
“Karena keteguhan kita, Alhamdulillah Indonesia, Diplomasi Indonesia dihormati. Karena kontribusi kita untuk mencoba menjadi bagian solusi masalah dunia maka Indonesia dihormati. Dunia melihat Indonesia sebagai “trusted partner” dan sebagai “bridge builder”, kata Menlu Retno.
Menurut Menlu RI, tantangan pelaksanaan politik luar negeri bukan semakin mudah namun semakin berat, karena semakin lama, tantangan dunia semakin banyak dan saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Dampak dari Covid-19 dan rivalitas antarnegara serta tidak dihormatinya hukum internasional secara konsisten. Dalam hal ini, Menlu menunjuk pada isu Palestina yang tak kunjung terselesaikan.
Menlu merujuk pada fatwa Mahkamah Internasional tanggal 19 Juli 2024 yang menyatakan bahwa semua yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah ilegal dan meminta negara-negara dunia untuk tidak mengakui tindakan ilegal Israel. Oleh karena itu, banyak negara termasuk Indonesia berusaha sekuat tenaga agar gencatan senjata dapat segera dilakukan. Bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat dilakukan tanpa hambatan dan agar pembahasan untuk mewujudkan solusi dua negara dapat dilanjutkan.
“Seandainya semua negara dunia menghormati hukum internasional secara konsisten, maka Palestina sudah akan merdeka dan tidak akan ada lebih 40 ribu orang terbunuh di Gaza dalam 10 bulan terakhir ini. Seandainya semua negara dunia menghormati hukum internasional secara konsisten, maka Israel sudah akan dituntut, Israel sudah dituntut tanggung jawabnya ,” demikian disampaikan Menlu.
Namun demikian, menurut Menlu Indonesia patut berbangga karena berani mengambil sikap memilih di sisi sejarah yang benar untuk membela perjuangan bangsa Palestina, hal yang juga mencerminkan sikap rakyat Indonesia.
“Sebagai satu bangsa, Indonesia patut berbangga karena berani mengambil sikap memilih di sisi sejarah yang benar untuk membela perjuangan bangsa Palestina,” ujar Menlu.
Di akhir sambutannya, Menlu RI mengajak mahasiswa untuk melanjutkan diplomasi Indonesia.
“Teruskan perjuangan diplomasi Indonesia. Diplomasi yang tegak berdiri, siap bekerjasama dengan siapapun, namun kita tidak didikte oleh siapapun,” ujar Menlu RI.
Lebih lanjut, Menlu menyatakan bahwa diplomasi Indonesia didorong oleh dua hal yaitu kepentingan nasional dan kontribusi atau komitmen berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanat konsitusi. Itulah esensi politik luar negeri bebas aktif, ini merupakan esensi politik luar negeri bebas aktif.
Para pejabat Kemlu setingkat Duta Besar, Eselon I, Eselon II, ataupun Diplomat Ahli Madya di lingkungan Kemlu menyampaikan paparan secara langsung yang diharapkan dapat semakin mendekatkan isu politik luar negeri dan diplomasi dengan masyarakat.
Editor: Amiruddin. MK