Home / Pemerintah Aceh

Senin, 15 Desember 2025 - 21:03 WIB

Aceh Berzikir, Wali Nanggroe Serukan Solidaritas Nasional untuk Pemulihan Aceh

mm Redaksi

Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, memanjatkan doa memohon pertolongan Allah Swt untuk pemulihan Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor dalam kegiatan ‘Aceh Berzikir: Solidaritas di Masa Bencana’ yang diadakan di halaman Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Aceh Besar, Senin (15/12/2025). Foto: Dok. Lembaga Wali Nanggroe Aceh

Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, memanjatkan doa memohon pertolongan Allah Swt untuk pemulihan Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor dalam kegiatan ‘Aceh Berzikir: Solidaritas di Masa Bencana’ yang diadakan di halaman Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Aceh Besar, Senin (15/12/2025). Foto: Dok. Lembaga Wali Nanggroe Aceh

Banda Aceh – Lembaga Wali Nanggroe Aceh menggelar kegiatan ‘Aceh Berzikir: Solidaritas di Masa Bencana’ dan ‘Maulid Raya Nabi Besar Muhammad Saw’ di halaman Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Aceh Besar, Senin (15/12/2025).

Kegiatan zikir dan doa bersama ini dipimpin oleh Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar, Tgk Sirajuddin Saman, dan menjadi momentum bagi seluruh elemen masyarakat untuk merenungkan makna kebersamaan, kepedulian dan ketabahan dalam menghadapi musibah banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah Aceh.

Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, menyebutkan bahwa bencana hidrometeorologi telah menimbulkan duka yang mendalam, mulai dari korban jiwa, kerusakan infrastruktur, lumpuhnya aktivitas ekonomi, hingga terganggunya kehidupan sosial masyarakat.

Tgk Malik Mahmud Al-Haythar menyebutkan bahwa duka rakyat Aceh dan Sumatera hari ini adalah duka bersama sebagai satu bangsa Indonesia.

Wali Nanggroe menegaskan bahwa musibah yang menimpa Aceh menuntut kehadiran negara, kepemimpinan yang kuat, serta solidaritas nasional yang nyata dan berkelanjutan.

Menurutnya, nilai-nilai keteladanan Rasulullah Saw harus menjadi landasan moral dan etika dalam setiap kebijakan publik, terutama dalam penanganan bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana.

“Penanganan bencana tidak boleh bersifat sementara, tetapi harus dirancang secara sistematis, terorganisasi, dan berorientasi pada keselamatan jangka panjang masyarakat,” kata Tgk Malik Mahmud Al-Haythar.

Baca Juga :  Wagub Aceh Launching BUMG Penyalur Pupuk Bersubsidi

Lebih lanjut, Wali Nanggroe juga mengingatkan bahwa Aceh memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi berbagai ujian sejarah, mulai dari konflik, tsunami, hingga bencana alam yang kembali datang. Namun demikian, Aceh tetap dikenal sebagai negeri yang tangguh, beriman, dan menjunjung tinggi solidaritas sosial.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, ulama, dunia usaha, lembaga kemanusiaan, pelajar, dan masyarakat Aceh di mana pun berada, untuk memperkuat gotong royong, membantu para korban, serta memastikan proses pemulihan berjalan secara adil dan bermartabat.

Tgk Malik Mahmud Al-Haythar juga menekankan bahwa keberhasilan pemulihan pascabencana hanya dapat dicapai melalui kerja sama erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, serta partisipasi aktif masyarakat.

Selain itu, ia meminta agar koordinasi dan transparansi dalam penyaluran bantuan terus diperkuat agar bantuan benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Atas nama Wali Nanggroe Aceh, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh korban bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang dan tanah longsor yang merenggut nyawa serta memusnahkan harta benda masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Pemerintah Aceh dan PT Flora Agung Bahas Potensi Investasi Agribisnis, Peternakan, dan Industri Hilir Sawit

Dalam kesempatan tersebut, Wali Nanggroe juga mendorong Pemerintah Aceh untuk menyusun regulasi khusus mengenai kecintaan dan perlindungan terhadap alam.

Ia mengusulkan agar nilai-nilai menjaga lingkungan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sejak usia dini, baik di sekolah umum, pesantren, hingga perguruan tinggi.

Selain itu, ia meminta peran aktif para alim ulama untuk menyampaikan pesan-pesan pelestarian lingkungan dalam khutbah Jumat dan berbagai kesempatan dakwah, mengingat Alquran telah menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam yang diciptakan Allah Swt.

“Dalam Alquran banyak disebutkan bagaimana Allah menciptakan dunia ini untuk manusia, dan kita tidak boleh merusak keseimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.

Sebelumnya, Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, juga mengirimkan bantuan makanan siap saji sebanyak 2.000 kotak untuk para korban bencana banjir dan tanah longsor ke Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.

Wali Nangggroe juga berhasil menghimpun donasi sebanyak Rp92 juta untuk disalurkan ke korban bencana banjir dan tanah longsor se-Aceh. Donasi ini berasal dari Majelis Fatwa, Majelis Tuha Peut, Majelis Tuha Lapan sebanyak Rp52 juta, para pegawai Keurukon Katibul Wali sebanyak Rp25 juta, serta dari pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Putri Bidadari Aceh sebanyak Rp10 juta. Kemudian, sumbangan juga berasal dari masyarakat Non Muslim di Banda Aceh dari Gereja Hati Kudus sebanyak Rp5 juta.

Baca Juga :  Gubernur Mualem Bahas Tindak Lanjut Pembangunan Terowongan Geurutee dan Jalan Tol dengan Menteri PU

Tak hanya itu, Wali Nanggroe juga menyerahkan bantuan berupa sembako yang diserahkan kepada perwakilan mahasiswa dari daerah terdampak bencana yang saat ini tidak bisa pulang ke kampung halamannya.

Wali Nanggroe berharap kegiatan zikir dan doa bersama ini dapat menjadi tonggak persatuan, solidaritas sosial dan tanggung jawab kolektif masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana, sekaligus memperkuat nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan.

Turut hadir dalam acara tersebut para perwakilan kepala daerah se-Aceh, Majelis Fatwa, Majelis Tuha Peut dan Tuha Lapan Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Kepala Sekretariat Wali Nanggroe Aceh, pimpinan RSU Putri Bidadari Aceh, para alim ulama, para pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta, para kepala SKPA dan pimpinan instansi vertikal lainnya, ketua ormas/OKP, pimpinan dayah dan santri, para mahasiswa, tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga komunitas Tionghoa dan komunitas non-muslim.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Daerah

Jembatan Awe Geutah Ambruk, Wagub Aceh Tinjau Lokasi dan Minta Pembangunan Jalur Alternatif Dipercepat

Pemerintah Aceh

Sekda Aceh Minta Pasokan BBM untuk Rumah Sakit dan Alat Berat Diprioritaskan di Masa Darurat Bencana

Pemerintah Aceh

Dinas Pendidikan Aceh Laksanakan Survei Kepuasan Masyarakat

Pemerintah Aceh

Pemerintah Aceh Pastikan Bonus Atlet PON Segera Cair, juga Terus Kawal Revisi UUPA dan Perkuat Birokrasi

Daerah

Pj Gubernur Aceh Temui Lansia Calon Penerima Rumah Layak Huni di Pidie

Daerah

Plt. Karo PBJ Aceh Serahkan Bantuan LKPP RI ke Posko Donasi Pemerintah Aceh

Daerah

Ketua TP PKK Aceh Tembus Pedalaman Lokop via Heli TNI AU, Salurkan Bantuan Lebih dari 2 Ton

Pemerintah Aceh

Gubernur Aceh Mualem Salurkan Bantuan Darurat ke Daerah Terisolasi via Udara