Home / Internasional / Pemerintah

Kamis, 8 Mei 2025 - 11:52 WIB

Ambisi iklim Indonesia melaju dengan peluncuran inisiatif konservasi dan keberlanjutan hutan serta lahan gambut

Farid Ismullah

Kunjungan kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia,  Gita Sabharwal (Tengah) ke Pusat Konservasi Gajah di Minas. Gajah Sumatra berperan penting menjaga kawanan tetap berada di dalam kawasan hutan serta mencegah konflik antara manusia dan gajah, Riau, Kamis (8/5/2024). (Foto : NOA.co.id/HO-UN Indonesia).

Kunjungan kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, Gita Sabharwal (Tengah) ke Pusat Konservasi Gajah di Minas. Gajah Sumatra berperan penting menjaga kawanan tetap berada di dalam kawasan hutan serta mencegah konflik antara manusia dan gajah, Riau, Kamis (8/5/2024). (Foto : NOA.co.id/HO-UN Indonesia).

Pekanbaru – Hari ini Indonesia meluncurkan program konservasi hutan dan lahan gambut tingkat provinsi yang dirancang untuk menurunkan emisi dan membuka akses pembiayaan internasional berbasis hasil, Kamis.

“Riau adalah provinsi pertama di Indonesia yang mengadopsi standar pasar karbon hutan global berintegritas tinggi untuk mengakses pembayaran berbasis hasil berbasis integritas dan hal ini dapat menjadi model bagi provinsi dan negara lain dalam transisi hijau.” Kata kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, Gita Sabharwal, 8 Mei 2025.

Diketahui, program konservasi hutan dan lahan gambut tingkat provinsi didukung oleh Program UN-REDD dan didanai oleh Inggris. inisiatif baru tersebut bertujuan untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan komitmen iklim serta memperkuat pengelolaan hutan dan mata pencaharian yang berkelanjutan.

“Inisiatif ini, “Growing Resilience through Emissions Reductions, Community Empowerment and Ecosystem Restoration for a Nurturing Future” (Riau Hijau/GREEN for Riau) akan dilaksanakan di Provinsi Riau, yang kaya akan hutan dan lahan gambut di Pulau Sumatra yang luas di Indonesia,” Katanya.

Peluncuran tersebut dilakukan seiring percepatan upaya Indonesia untuk mencapai Enhanced Nationally Determined Contributions (eNDCs) dalam kerangka Persetujuan Paris, dengan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen melalui upaya nasional dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Baca Juga :  Peringatan HKG PKK, Azwardi: Momentum Refleksi dan Sinergi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Gubernur Riau H. Abdul Wahid menyampaikan, Inisiatif tersebut bertujuan menguji standar internasional dan memperkuat keterlibatan sektor swasta, serta sebagai pembayaran berbasis hasil pertama yang berfokus pada lahan gambut, merupakan inisiatif yang bisa direplikasi di wilayah dan yurisdiksi lain.

“Riau, yang memiliki 4,9 juta hektar lahan gambut, menyimpan salah satu cadangan karbon terbesar di Indonesia tetapi telah mengalami deforestasi dan degradasi yang signifikan. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, provinsi ini kehilangan sekitar 2,8 juta hektar hutan antara tahun 1990 hingga 2020, terutama akibat ekspansi pertanian, pembalakan liar, dan kebakaran. Hal ini tidak hanya meningkatkan emisi tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan, mengganggu perekonomian lokal, meningkatkan risiko bencana, merusak mata pencaharian berkelanjutan yang bergantung pada hutan, dan memicu konflik lahan,” Terangnya.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing, mengatakan, Inggris bangga mendukung proyek penting ini bersama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi Riau, yang bertujuan mengurangi emisi dan memperkenalkan sistem yang selaras untuk inisiatif karbon hutan yang akan menciptakan pasar kredit karbon hutan berintegritas tinggi yang dinamis, sesuai dengan NDC Indonesia dan kerangka kebijakan serta regulasi yang lebih luas. Pihaknya berharap pendekatan ini dapat memaksimalkan ketersediaan pembiayaan hutan, termasuk dari sektor swasta.

Baca Juga :  Sekdakab Aceh Besar Dampingi Kapolda ke Pulo Aceh

“Proyek ini menandai kemajuan lebih lanjut menuju Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia yang lebih dalam, seperti yang disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer saat mereka bertemu di Inggris tahun lalu. Saya berharap dapat memperkuat hubungan kami dengan Indonesia saat kita bekerja sama menciptakan pertumbuhan ekonomi dan planet yang lebih layak huni bagi rakyat kita, kata Downing.

Sektor penggunaan lahan dan kehutanan menjadi inti dari target ini, dengan dukungan kerangka kerja seperti FOLU Net Sink 2030 dan Sistem Informasi Safeguard untuk REDD+.

Inisiatif Riau Hijau akan membangun kesiapan REDD+ di provinsi tersebut dengan memperkuat tata kelola, transparansi, kapasitas teknis, dan keterlibatan multipihak. Inisiatif ini akan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan dan lahan gambut, mendorong ekonomi hijau, serta mendukung pembagian manfaat yang adil.

Inisiatif ini juga bertujuan membuka akses terhadap Pembayaran Berbasis Hasil (Results-Based Payments/RBP) melalui perencanaan inklusif, pembangunan kapasitas, dan sistem pemantauan yang kuat, menyelaraskan upaya lokal dan nasional menuju tata kelola hutan berkelanjutan sesuai praktik terbaik internasional. Badan PBB untuk Lingkungan Hidup (UNEP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) akan memberikan bantuan teknis dalam hal ini.

Baca Juga :  Pj Bupati Muhammad Iswanto Bersama Forkopimda Aceh Besar Pantau Logistik Pemilu

Acara peluncuran tersebut menjadi wadah untuk menyusun visi bersama dan arah strategis pelaksanaan REDD+ di provinsi tersebut. Acara ini juga akan merinci peran dan tanggung jawab lintas sektor, memastikan partisipasi penuh semua pemangku kepentingan—terutama Masyarakat Adat dan komunitas lokal.

Riau bergabung dengan provinsi-provinsi Indonesia lainnya, termasuk Jambi dan Kalimantan Timur, dalam menerapkan pendekatan yurisdiksional untuk mengatasi perubahan iklim melalui penggunaan lahan yang lebih berkelanjutan. Riau menjadi provinsi pertama di Indonesia yang melakukannya dengan fokus pada restorasi lahan gambut dan penyelarasan dengan standar pasar karbon hutan yang diakui secara internasional.

Dengan membangun dari upaya sebelumnya yang berfokus pada pengurangan deforestasi melalui inisiatif percontohan, proyek Riau ini menjadi langkah krusial menuju pembiayaan karbon berintegritas tinggi yang memenuhi ekspektasi pasar global.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Pemerintah

Sukseskan Gerakan 10 Juta Bendera, Bakri Siddiq: Kita Siap Merah Putihkan Banda Aceh

Aceh Besar

Plt Sekda Aceh Besar: APBK Aceh Besar On The Track, Gaji ASN Dibayar Paling Lambat Besok

Aceh Besar

Wakili Bupati, Asisten I Sekdakab Aceh Besar Ikut Zoom Meeting Dengan Kemendagri dan Komisi II DPR RI

Aceh Besar

Asisten II Sekdakab Aceh Besar Resmi Tutup Syiar Ramadhan Pagar Air

Pemerintah

Pj Gubernur dan Forkopimda Ikut Saksikan Pawai Kemerdekaan Bersama Ribuan Masyarakat

Aceh Besar

Pj Bupati Aceh Besar Hadiri Muswil III DMI Aceh 

Aceh Barat

Tinjau Venue PON di Aceh Barat, Pj Gubernur Pastikan Fasilitas Olahraga Sesuai Standar

Aceh Besar

Jika Dipercayakan, Aceh Besar Siap Menjadi Tuan Rumah MTQ Aceh Tahun 2025