New York – Kamboja telah menyerukan gencatan senjata segera tanpa syarat dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai perselisihannya dengan Thailand.
Para anggota DK PBB mendesak kedua belah pihak menahan diri.
Pernyataan Tersebut diungkap Perwakilan Tetap Kamboja untuk PBB, Keo Chhea, pada hari Jumat (25/7).
“Kamboja meminta gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan kami juga menyerukan solusi damai untuk perselisihan ini,” ujar Chhea kepada para wartawan.
Ia menjelaskan, Dewan Keamanan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri, menahan diri secara maksimal, dan menempuh solusi diplomatik.
Bentrokan antara kedua negara Asia Tenggara ini telah mengakibatkan 32 korban jiwa, baik militer maupun sipil, sementara hampir 200.000 orang terpaksa mengungsi masing-masing pemerintah mengklaim pihak lain yang melepaskan tembakan pertama.
Para pejabat Kamboja melaporkan 12 orang tewas akibat sengketa perbatasan yang sedang berlangsung dengan Thailand. Jumlah korban tewas di kedua belah pihak kini mencapai 32 orang.
Perkembangan itu seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut mungkin akan terjebak dalam konflik yang berkepanjangan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Maly Socheata, mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu (26/7) bahwa tujuh warga sipil dan lima tentara lainnya dipastikan tewas.
Seorang warga Kamboja lainnya sebelumnya dilaporkan tewas ketika roket Thailand menghantam pagoda Buddha tempat ia bersembunyi pada hari Kamis.
“Setidaknya 50 warga sipil Kamboja dan lebih dari 20 tentara juga terluka,” ungkap juru bicara tersebut.
Thailand telah melaporkan 13 warga sipil – termasuk anak-anak serta enam tentara tewas selama dua hari terakhir pertempuran.
Sebanyak 29 tentara Thailand dan 30 warga sipil juga terluka dalam serangan Kamboja.
Editor: Amiruddin. MK