Jakarta – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menghadiri Pertemuan antara beberapa negara anggota OKI dengan negara anggota Uni Eropa dan beberapa negara Eropa lainnya, seperti Norwegia dan Inggris, yang membahas mengenai “Efforts to implement the two-state solution, including the question of recognition”.
Dari OKI, hadir Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Jordan, Mesir, Indonesia, Algeria, Turki, Bahrain dan Wakil Menteri Luar Negeri dari UAE. Sebagian besar negara-negara tersebut tergabung dalam OIC Contact Group Dan Perdana Menteri Palestina yang baru juga hadir di dalam Pertemuan tersebut.
“Pertemuan ini sangat penting artinya, ditengah semakin memburuknya situasi di Palestina dan semakin tidak diindahkannya keputusan-keputusan ICJ oleh Israel,”Kata Menlu Retno kepada NOA.co.id, Selasa 28 Mei 2024.
Norwegia, Irlandia dan Spanyol akan mengumumkan pengakuannya terhadap Palestina pada 28 Mei 2024. Slovenia saat ini tengah mengambil langkah-langkah menuju pengakuan.
“Pertemuan tersebut saya gunakan untuk melakukan appeals terhadap negara-negara Eropa agar two-state solution dapat diimplementasikan,”Pungkas Menlu.
Pertama, gencatan senjata segera dan secara permanen harus terus didorong. Dalam kaitan ini, kita semua harus berusaha agar Israel dapat mematuhi keputusan ICJ, termasuk menghentikan military offensive Israel di Rafah. Tanpa hal tersebut, kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan tidak akan dapat dilakukan.
Dalam kaitan ini, Menlu retno menekankan peran Dewan Keamanan PBB menjadi sangat penting. Hal ini sengaja saya sampaikan mengingat beberapa negara yang hadir dalam pertemuan adalah anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris, Algeria, UAE dan Slovenia.
Appeal kedua Menlu Retno menyampaikan kepada negara-negara Eropa adalah untuk terus mendukung UNRWA karena peran UNRWA sangat penting untuk mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk.
Appeal ketiga adalah mengenai pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan dukungan untuk keanggotaan Palestina di PBB. Saya juga kembali menekankan pentingnya semua negara untuk menggunakan pengaruh masing-masing, agar veto mengenai keanggotaan Palestina di PBB tidak terjadi lagi di Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya.
Di bagian penutup, Menlu Retno juga sampaikan pesan mengenai pentingnya kesatuan Palestina dan mendukung reformasi yang dilakukan Pemerintah Palestina. Karena hal ini akan berkontribusi bagi proses perwujudan two-state solution.
Pertemuan ini kembali Menlu sampaikan sangat penting artinya dalam konteks mendorong pewujudan two-state solution dan menekankan bahwa two-state solution adalah satu-satunya opsi yang tepat. akhir-akhir ini Israel, utamanya Netanyahu, secara berulang menyampaikan bahwa sudah tidak ada two-state solution lagi.
Dari diskusi terbuka yang dilakukan selama pertemuan, paling tidak terdapat beberapa hal yang dapat dicatat.
Pertama, semua yang hadir berkomitmen untuk mewujudkan two-state solution sebagai satu–satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel.
Kedua, mengenai pengakuan, negara-negara OKI menyampaikan penghargaan kepada Norwegia, Spanyol dan Irlandia atas keputusan mereka mengakui Palestina.
Pertemuan juga menekankan arti penting “pengakuan” tersebut untuk mewujudkan two-state solution. Oleh karenanya negara-negara OKI yang hadir menghimbau negara–negara Eropa lainnya untuk segera mengakui Negara Palestina.
Ketiga, semua negara sepakat mengenai pentingnya memberdayakan Otoritas Palestina – Palestinian Authority dan mendukung reformasi yang dilakukan Otoritas Palestina.
Dan yang Keempat, semua negara yang hadir juga sepakat untuk terus mengupayakan kelancaran bantuan kemanusiaan.
Menlu Retno juga melakukan Pertemuan Bilateral dengan:
High Representative / Vice President European Commission, Josep Borrel, yang membahas mengenai langkah-langkah untuk mengimplementasikan two-state solution.
Kemudian dengan Menteri Luar Negeri Spanyol, yang membahas mengenai pengakuan Spanyol kepada Palestina, dan harapan agar negara Uni Eropa lain dapat segera mengikutinya.
Dengan Menteri Luar Negeri Irlandia, sama isi pembahasannya dengan apa yang di bahas dengan Menlu Spanyol, juga mengenai masalah pengakuan Palestina.
Dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, membahas bagaimana menggunakan momentum saat ini untuk mendapatkan pengakuan dari lebih banyak negara kepada Palestina.
Dengan Menteri Luar Negeri Luksemburg, secara khusus, Menlu mendorong pengakuan Luksemburg untuk Palestina.
Sementara itu dengan Perdana Menteri Palestina, Menlu membahas mengenai rencana reformasi Otoritas Palestina. Dan saya tegaskan komitmen kuat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan bangsa Palestina. Indonesia will always stand with Palestine.
“Dan dalam pembicaraan, berkali-kali Perdana Menteri Palestina menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap konsistensi posisi Indonesia dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina,”Tutup Menlu Retno.
Editor: Amiruddin. MK