Banda Aceh – Lantunan zikir, samadiah dan do’a bersama atas wafatnya ulama kharismatik Aceh Tgk. H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop bergema di kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banda Aceh, Minggu (15/9/2024) malam.
Kegiatan ini dihadiri para ulama, tokoh masyarakat, pemuda, warga kota Banda Aceh serta pengurus maupun simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banda Aceh dan semua undangan.
Zikir, samadiah dan do’a untuk Tu Sop dimulai setelah waktu shalat Isya, satu-persatu undangan mulai berdatangan. Kegiatan ini, juga turut dihadiri Calon Walikota Banda Aceh H. Aminullah Usman, SE, Ak MM, yang selama kepemimpinannya di Banda Aceh juga menggalakkan zikir secara rutin di Banda Aceh.
Dalam kegiatan itu juga diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk. Abdul Aziz yang mengenang Tu Sop dan kehebatan para ulama-ulama Aceh dimasa lampau. Dikatakan, ulama menjadi penerang dan penyejuk termasuk dalam hal membangun daerah.
Ketua DPC PKB Kota Banda Aceh, Erizal Usman, ST mengatakan, seluruh pengurus maupun simpatisan partai PKB Kota Banda Aceh merasa kehilangan atas wafatnya ulama Kharismatik Aceh, Tgk. H Muhammad Yusuf A Wahab atau lebih dikenal Tu Sop.
“Kita mengadakan zikir dan do’a bersama serta samadiah untuk Almarhum Ayahanda Tu Sop. Kita tahu bahwa almarhum Ayahanda Tu Sop seorang ulama kharismatik yang sangat peduli terhadap perbaikan-perbaikan pembangunan dan perpolitikan di Aceh,” katanya.
Dalam perpolitikan, almarhum sebagai ulama karismatik, menjadi contoh dalam berbicara serta menyikapi tentang perpolitikan di Aceh. Pesan moral yang dipetik dari Tu Sop, bahwa antara politik dengan ulama adalah satu. Karena pemikiran-pmikiran ulama tidak boleh dipisahkan dari konsep pembanguan bernegara dan perpolitikan.
Seperti diketahui, Almarhum Tu Sop adalah sosok ulama kharismatik Aceh yang bukan hanya aktif berdakwah, tetapi juga sangat memperhatikan situasi politik. Menurutnya konsep politik harus diarahkan sesuai dengan ajaran agama, sebagaimana konsep yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW.
“Sebelum wafat, sangat terlihat bahwa eksistensi Almarhum ayahanda Tu Sop dalam kontestasi politik Aceh telah memberikan nuansa baru bagi peradaban politik di Aceh. Sebagai sebuah daerah yang kental dengan Syariat Islam Almarhum hadir menjadi harapan untuk Politik santun yang menyejukkan,” kata Erizal.
Erizal mengenang Almarhum Tu Sop yang sangat kental dengan politik Islami. Konsep pemikirannya, bahwa masyarakat Aceh tidak boleh salah dalam berpolitik, jangan memisahkan agama dengan politik.
Konsep politik Almarhum Tu Sop, kata Erizal, harus diaplikasikan oleh generasi dan pemimpin-pemimpin masa depan. Apalagi Aceh sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam, maka penguatan Syariat Islam adalah mutlak dilaksanakan termasuk di kota Banda Aceh.
Penguatan Syariat Islam Harus Diterapkan
Calon Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman yang hadir dalam kegiatan itu, juga mengenang Tu Sop, yang selama ini menjadi motivasinya untuk menguatkan nilai-nilai syariat Islam di Kota Banda Aceh saat memimpin Banda Aceh periode lalu.
“Saya sebagai warga Aceh dan murid beliau merasa kehilangan dan mengucapkan rasa berbelangsungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga semua amal ibadah almarhum diterima disisi Allah SWT,” ucapnya.
Menurut Aminullah, Tu Sop adalah seorang yang selalu memberi memberi ilmu-ilmu agama dan begitu banyak murid-murid Tu Sop yang sekarang juga mengikuti jejak ulama kharismatik Aceh itu. “Untuk itulah yang kita harapkan dari daerah, agar menguatkan nilai-nilai Islam. Apalagi daerah Aceh memberlakukan syariat Islam, maka Islam yang harus kita besarkan,” ujarnya.
Dikatakan, Tu Sop sebagai guru bagi semua dalam menguatkan syariat islam. Tidak hanya itu, ulama Aceh itu juga menguatkan karakter generasi Aceh untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Menurut Aminullah yang pada Pilkada 2024 ini berpasangan dengan Isnaini Husda mengatakan, selaku umat islam bahwa apa yang diajarkan Tu Sop tentu diterapkan di Kota Banda Aceh. “Kita merencanakan untuk menjadi pemimpin kota Banda Aceh, syariat islam adalah segala-galanya untuk kita terapkan di kota Banda Aceh,” ucapnya.
Aminullah Usman bersama Isnaini Husda mengambil visi Kota Banda Aceh Kota Islami, Gemilang dan Berkelanjutan. “Kenapa kota Islami, kita ingin kuatkan pelaksaanaan syariat islam di kota Banda Aceh dan juga tidak hanya perintah saja, tetapi kita juga memperkuat anggaran untuk syariat islam di kota Banda Aceh,” kata Aminullah.
Editor: Amiruddin. MK