Home / Hukrim

Senin, 21 April 2025 - 16:09 WIB

Ketua Pengadilan Negeri Kutai Barat dan Istri Dilaporkan Ke Polda Metro Jaya Dugaan Kasus Investasi Bodong

mm Poppy Rakhmawaty

Foto Ketua PN Kutai Barat yang dilaporkan. Ist

Foto Ketua PN Kutai Barat yang dilaporkan. Ist

Jakarta – Ketua Pengadilan Negeri Kutai Barat HS dilaporkan oleh koleganya terkait dugaan investasi bodong senilai 2,3 miliar.

HS dilaporkan oleh korban Perawati warga jakarta selatan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (DITRESKRIMSUS) Polda Metro Jaya dengan tuduhan telah melakukan dugaan penipuan dan atau penggelapan dan atau pencucian uang untuk menginvestasikan uang ke perusahaan batubara milik mertua HS.

Kuasa hukum pelapor Ronny P. Manullang mengatakan, kliennya bersama sang suami diminta menginvestasikan uangnya senilai 2,3 miliar dengan dijanjikan keuntungan sebesar 70 juta perbulan.

Baca Juga :  Kejari Nagan Raya Eksekusi Cambuk Terhadap Terdakwa Pelaku Jarimah Maisir

Ronny menjelaskan, dengan status HS sebagai ketua pengadilan negeri Kutai Barat, Perawati dan suaminya akhirnya percaya dan kemudian membuat kontrak kerjasama dengan perusahaan batubara milik mertua HS yang terletak di daerah Sumbawa dan dikelola langsung oleh istrinya selaku direktur.

“Disini terlapor memanfaatkan jabatannya sebagai Hakim guna meyakinkan klien kami agar mau menginvestasikan uangnya ke perusahaan batubara milik mertua terlapor,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada media, Senin (21/4/2025).

Baca Juga :  Operasi Zebra Selesai, Berikut Data Tilang Selama Operasi di Abdya

Ronny menambahkan, kliennya akhirnya menyetorkan uang sejumlah 2,3 miliar setelah menandatangani kontrak dengan perusahaan batubara tersebut, namun hingga 3 tahun berjalan tidak pernah menerima keuntungan sama sekali bahkan setelah dilakukan pengecekan tidak pernah ada aktivitas bongkar muat batubara oleh perusahaan tersebut.

Baca Juga :  Bubarkan Balap Liar, Polisi dan Instansi Terkait serta Warga Lakukan Patroli Bersama

Oleh karena itu, korban Perawati didampingi kuasa hukumnya melaporkan HS dan istrinya ke Polda Metro Jaya pada 3 Desember 2024 silam, dan saat ini masih menunggu hasil gelar untuk peningkatan status dari penyelidikan menjadi penyidikan.

“Kami dapat informasi bahwasannya terlapor selalu mangkir di 3 kali panggilan dari penyidik polda metro jaya dengan alasan masih sibuk dengan kegiatannya sebagai ketua pengadilan negeri kutai barat,” tandasnya.

Share :

Baca Juga

Hukrim

Satgas SIRI Kejagung Mengamankan DPO Perkara TPPU dan Penipuan

Hukrim

Polisi Tangkap Pelaku Pencurian Bernilai Ratusan Juta di Banda Aceh

Hukrim

Terkait Suap Dana Hibah, KPK Sita Aset Senilai Rp 8,1 Miliar

Hukrim

Waspada! OJK Imbau Penyalahgunaan Data, Korban Pinjol Capai Utang Hingga Rp1 Miliar

Hukrim

Pembobol Rumah Warga di Aceh Besar Ditangkap Polisi

Hukrim

Kedapatan Bawa Sajam, Dua Remaja Diamankan Tim URC Polres Lhokseumawe

Hukrim

KPK : Pentingnya Kolaborasi Pemberantasan Korupsi Berbasis Teknologi

Hukrim

JAM-Pidum Setujui Enam Pengajuan Keadilan Restoratif