Home / Aceh Barat Daya

Senin, 28 Agustus 2023 - 00:40 WIB

Diduga Tumpang Tindih Dukungan Lahan Sawit, PT SMS Ajukan Keberatan

Teuku Nizar

Syahrial mendampingi bupati Akmal Ibrahim saat peresmian PT SMS beberapa waktu lalu

Syahrial mendampingi bupati Akmal Ibrahim saat peresmian PT SMS beberapa waktu lalu

Aceh Barat Daya – Dugaan tumpang tindih dukungan lahan kelompok tani ke pabrik PT Ensem Abadi yang tengah dibangun di Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mendapat sorotan dari sejumlah kalangan.

Salah satunya dari pihak perusahaan pabrik kelapa sawit PT Samira Makmur Sejahtera (PT SMS) yang telah beroperasi berlokasi di Gampong yang sama dengan mengajukan keberatan atau komplain kepada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Abdya terkait dugaan tumpang tindih dukungan lahan tersebut.

“Dari 19 kelompok tani yang memberi dukungan pemasok bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kepada PT Ensem Abadi, 15 diantaranya telah terlebih dulu memberi dukungan kepada pabrik PT SMS yang berlokasi di Kecamatan yang sama,” kata Syahrial selaku Direktur Utama PT SMS, Senin (28/8/2023).

Atas dasarkan tersebut, lanjutnya, sebagai Direktur PT SMS pihaknya mengajukan keberatan pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Abdya.

“Kami telah melayangkan surat keberatan atas dugaan dukungan ganda tersebut, namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Dinas Pertanian dan Pangan Abdya,” kata pengusaha Crude Palm Oil (CPO) tersebut.

Baca Juga :  75 Persen Siswa SMK Negeri 1 Abdya Telah Menjalani Vaksinasi

Dijelaskan Syahrial, luas lahan kebun sawit milik kelompok tani yang memberi dukungan ke PT SMS sekitar 12.679 hektar.

“Luasan ini sebelumnya sudah disetujui dan bahkan sudah ditandangani oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya,” tutur Syahrial.

Ia juga menerangkan bahwa luas lahan kebun sawit rakyat di Kabupaten Abdya saat ini ada sekitar 19.000 hektar, dan 6.200 hektar diantaranya diberikan dukungan ke pabrik milik PT Mon Jambe untuk pasokan bahan baku TBS.

“Dengan demikian dapat dipastikan kebun sawit rakyat yang memberi dukungan ke PT SMS sudah mencukupi dan terpenuhi untuk operasional sehari-hari. Apalagi kapasitas pabrik PT SMS mau ditingkatkan dari 30 menjadi 45 ton per jam,” kata Syahrial.

“Dengan adanya persetujuan baru dari Dinas Pertanian dan Pangan Abdya terhadap pihak lain tentu membuat jumlah pasokan TBS untuk PT SMS terganggu. Oleh karena itu, kami sangat keberatan terhadap dukungan yang telah dikeluarkan sepihak tersebut,” lanjut pengusaha asli putra Abdya tersebut.

Baca Juga :  Ketua KIP Abdya Jadi Tersangka Judi

Sebelumnya, sambutannya, komitmen penuh Pemerintah daerah untuk mendukung investasi ini adalah komitmen kemitraan dalam menjaga iklim investasi atas apa yang telah dilaksanakan PT SMS di Abdya.

“Oleh karena itulah, kami mengajukan protes meminta ditinjau ulang dan apabila ini tetap berlangsung, maka kami akan melakukan proses lanjutan sebagaimana aturan hukum berlaku,” tegas Syahrial.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, Nasruddin dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa pihaknya tidak harus menanggapi surat tersebut karena dukungan untuk pabrik PT SMS sudah memenuhi syarat yang ditentukan.

“Luas kebun kelapa sawit rakyat di Abdya sekarang 20 ribu hektar. Sedangkan syarat dukungan untuk satu pabrik kelapa sawit itu hanya 6.000 hektar. Jadi ketika ada sebagian lahan diberikan dukungan kepada perusahaan lain, saya pikir tidak mengurangi syarat dukungan untuk PT SMS itu,” jelas Nasruddin.

Semakin banyaknya pabrik sawit di Abdya, tambahnya, akan semakin menguntungkan daerah dan masyarakat terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya pengangguran.

Baca Juga :  Jalan Menuju Kantor Cabdin Pendidikan Abdya Diblokir

“Nilai jual TBS kelapa sawit kedepannya juga akan lebih bersaing, Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga akan lebih meningkat dengan hadirnya pabrik sawit lain di Abdya,” kata Nasruddin.

Ia mengatakan Pemerintah daerah memberi dukungan tersebut karena dengan bertambahnya pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di Abdya, tentu harga tampung TBS ditingkat petani akan menjadi lebih tinggi lagi karena para pengusaha harus bersaing harga dalam melakukan pembelian.

“Kalau hanya dua saja pabrik yang beroperasi masih banyak TBS petani Abdya yang harus dijual ke luar daerah. Kondisi ini tentu sangat merugikan petani dan daerah kita,” sebut Nasruddin.

Ia berharap kepada seluruh pengusaha kelapa sawit di Abdya agar tidak menerapkan sistim monopoli, karena hal tersebut dapat merugikan masyarakat banyak.

“Tapi dengan banyaknya pesaing harga komoditi di daerah akan menjadi lebih tinggi sehingga masyarakat petani ke depan menjadi lebih sejahtera,” pungkas Nasruddin.

Share :

Baca Juga

Aceh Barat Daya

Pj Bupati Tinjau RTLH Sasaran Program TMMD

Aceh Barat Daya

H-4 TMMD, Progres Sasaran RTLH Sudah 85 Persen

Aceh Barat Daya

Capai 25 Ribu Suara di Abdya, Haji Uma Sampaikan Terima Kasih

Aceh Barat Daya

Keuchik Panton Makmur Salurkan BLT Tahap II

Aceh Barat Daya

Temuan Pansus DPRK di Setdakab Abdya, 53 Sepeda Motor Dinas Hilang Tak Terdata

Aceh Barat Daya

Besok, KIP Abdya Rekap Suara Per Kecamatan

Aceh Barat Daya

95 Persen Siswa SD Negeri 3 Kuala Batee Sudah Divaksin

Aceh Barat Daya

SaKA Minta Jalan Cot Mane – Guhang Diusut