Banda Aceh – Anggota Komisi XIII DPR RI, Jamaluddin Idham, mengecam keras aksi pengeroyokan yang menewaskan seorang pemuda asal Simeulue, Aceh, di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara.
Ia mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menindak tegas seluruh pelaku sesuai hukum yang berlaku.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat, 31 Oktober 2025 dini hari WIB, ketika korban bernama Arjun (21) diduga dianiaya oleh sekelompok pemuda di dalam area masjid hingga meninggal dunia.
Aksi brutal tersebut terekam kamera CCTV masjid dan kini viral di berbagai platform media sosial, memicu gelombang kemarahan dan duka dari masyarakat, khususnya di Aceh.
“Saya mengecam keras tindakan pengeroyokan itu. Perbuatan biadab tersebut tidak hanya menghilangkan nyawa seseorang, tetapi juga mencoreng nilai kemanusiaan dan kesucian rumah ibadah,” tegas Jamaluddin Idham, Anggota Komisi XIII DPR RI
Politisi muda asal Aceh dari Fraksi PDI Perjuangan itu menilai tindakan tersebut sebagai bentuk degradasi moral yang sangat berbahaya. Ia menegaskan, masjid seharusnya menjadi tempat suci untuk beribadah dan mencari kedamaian, bukan arena kekerasan dan pelampiasan amarah.
“Masjid adalah tempat suci. Tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan kekerasan, apalagi hingga merenggut nyawa di rumah Allah,” tambah Jamaluddin dengan nada geram.
Jamaluddin mendesak Kapolda Sumatera Utara dan jajaran kepolisian untuk bergerak cepat dan memastikan proses hukum berjalan transparan, profesional, dan tanpa pandang bulu. Ia meminta agar semua pelaku, termasuk pihak-pihak yang berusaha menutupi kasus ini, diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
“Kami mendesak aparat penegak hukum memproses kasus ini seadil-adilnya. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu agar keluarga korban memperoleh keadilan,” tegasnya.
Anggota Komisi XIII itu juga menegaskan bahwa DPR RI akan ikut memantau perkembangan kasus ini. Ia berkomitmen untuk mengawal proses hukum hingga seluruh pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Negara tidak boleh diam. Kita kawal proses hukum. Tindakan kekerasan seperti ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.
Kasus pengeroyokan yang menewaskan Arjun sontak menjadi sorotan publik nasional setelah video CCTV berdurasi beberapa menit dari Masjid Agung Sibolga beredar luas. Dalam rekaman tersebut, tampak korban dianiaya oleh sejumlah orang hingga terkapar tak berdaya. Beberapa saksi mata menyebut korban sempat berusaha menyelamatkan diri, namun kembali dikejar dan dipukuli hingga meninggal dunia.
Video itu memicu kemarahan masyarakat Aceh yang menilai perbuatan tersebut bukan hanya tindakan kriminal, tetapi juga penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kesucian tempat ibadah.
Jamaluddin juga mengingatkan bahwa kasus semacam ini harus menjadi momentum refleksi bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk tidak mudah terprovokasi dan selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta etika sosial.
“Kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah. Kita harus menanamkan nilai empati, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama manusia. Apalagi ini terjadi di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi simbol perdamaian,” katanya.
Ia mengapresiasi langkah cepat kepolisian yang telah mengamankan beberapa orang terduga pelaku, namun mengingatkan agar penanganan kasus ini tidak berhenti pada pelaku lapangan saja.
Menurutnya, jika ada pihak yang turut menghasut atau menutup-nutupi peristiwa tersebut, mereka juga harus dimintai pertanggungjawaban hukum.
Sebagai wakil rakyat asal Aceh, Jamaluddin menegaskan bahwa dirinya akan membawa persoalan ini ke tingkat nasional untuk memastikan adanya keadilan bagi korban dan keluarganya.
Ia juga menyebut, Komisi XIII DPR RI akan meminta laporan resmi dari aparat penegak hukum terkait perkembangan penyelidikan kasus ini.
“Kita akan pastikan kasus ini tidak menguap. Keadilan untuk korban dan keluarganya harus ditegakkan. Negara wajib hadir dan memberikan rasa aman bagi setiap warga negara, di mana pun mereka berada,” tutupnya.
Editor: RedaksiReporter: Teuku Nizar
















