Banda Aceh – Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha mengatatkan 5 dari 18 nelayan asal Aceh yang diamankan Otoritas Thailand akan bebas pada tanggal 27 Agustus 2025.
Diduga Para nelayan aceh melanggar batas wilayah dan menangkap ikan secara ilegal di ZEE sekitar 56 mil barat daya Pulau Phuket Thailand.
“Info dari KRI Songkhla, dari total ABK seluruh nelayan yang ditangkap pada 19 Mei 2025, Lima orang terjadwal keluar penjara tanggal 27 agustus. Proses deportasi setelah keluar penjara biasanya membutuhkan waktu,” Kata Judha dalam keterangan tertulis kepada Kantor Berita NOA.co.id, Rabu (20/8/2025).
Terpisah, Kepala DKP Aceh, Aliman menyampaikan, lima nelayan yang dibebaskan tersebut merupakan anak buah kapal (ABK) KM New Raver, yaitu Muhammad Fajar, Dedi Saputra, Safriadi, M Mukhlis dan Maiyeddin.
Aliman menambahkan, semua nelayan Aceh telah menjalani sidang di Pengadilan Provinsi Phuket pada 9 Juli 2025.
“Sejauh ini baru lima orang bebas cepat, untuk nelayan lainnya belum ada informasi dari pengadilan setempat,” ujarnya.
Terkait pemulangan nelayan, lanjut Aliman, Pemerintah Aceh sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak supaya lima nelayan Aceh ini bisa segera dipulangkan setelah menjalani hukuman.
“Nantinya dipulangkan melalui KRI Songkhla, dan untuk biaya pemulangan mereka sedang didiskusikan, Pemerintah Aceh berupaya mereka bisa dipulangkan secepatnya,” Ujarnya.
Sebelumnya, Sebanyak 18 nelayan Aceh Timur ditangkap di oleh Otoritas Maritim Thailand, Senin, 19 Mei 2025 pagi. Mereka diduga menangkap ikan secara ilegal di perbatasan wilayah Aceh dan negara tersebut.
“Kita menerima informasi jika ada dua kapal nelayan asal Aceh Timur hilang kontak. Belakangan diketahui sudah ditangkap dan dibawa ke Phuket, Thailand,” kata anggota DPD Republik Indonesia, Sudirman atau akrab disapa Haji Uma, Selasa, 20 Mei 2025.
Usai menerima informasi tersebut, kata Haji Uma, pihaknya langsung berkomunikasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Songkhla di Thailand. Dan ternyata mereka membenarkan jika 18 nelayan asal Aceh tersebut sudah ditahan oleh Otoritas Maritim.
Editor: Amiruddin. MK