Home / Daerah

Jumat, 4 Juli 2025 - 11:41 WIB

Diduga Konflik Kepentingan, Tiga Gampong di Pidie Tak Dapat APBG

mm Amir Sagita

Kepala DPMG Kabupaten Pidie, Wahidin. Foto: Dok. Amir Sagita/NOA.co.id

Kepala DPMG Kabupaten Pidie, Wahidin. Foto: Dok. Amir Sagita/NOA.co.id

Sigli – Tiga Gampong dalam Kabupaten Pidie tidak mendapatkan Anggaran Pendapatan Belanja Gampong (APBG) tahun 2025.

Hal itu disebabkan adanya konflik kepentingan antara Keuchik dengan Tuha Puet Gampong (TPG). Dimana mereka saling mempeetahan ego nya masing-masing dengan alasan tersendiri.

Kepala Dinas Pembrrdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Kabupaten Pidie, Wahidin kepada NOA.co.id, Kamis (3/7/2025) mengatakan, ada tiga gampong yang tidak bisa mencairkan APBG tahun 2025. Diantaranya Gampong Batee Kecamatan Muara Tiga, Gampong Baroh Kecamatan Grong-Grong dan yang terakhir Gampong Sumboe Kecamatan Peukan Baro. “Jadi tiga gampong ini tidak bisa mencairkan APBG”, jelasnya.

Lanjut Wahidin, untuk Gampong Sumboe Kecamatan Peukan Baro, sebenarnya tidak ada persoalan lagi, karena antara keuchik dan TPG sudah sepakat untuk mengajukan APBG. Namun karena terlambat memposting APBG sehingga habis waktu makanya tidak bisa lagi, namun pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Pemerintah Provinsi Aceh dan Pusat mohon pertimbangan. “Kita berharap adanya pertimbangan dari Pemerintah Pusat”, pinta dia.

Baca Juga :  Skandal Wastafel Rp43,7 Miliar, KPK : perkara tersebut ditangani oleh Polda Aceh

Sedangkan untuk Gampong Batee Kecamatan Muara Tiga, terjadi konflik antara keuchik dengan TPG. Bahkan upaya mediaasi sudah dilakukan beberapa kali oleh pihak kecamatan dan juga oleh pohaknya yang turun langsung ke Muara Tiga, namun tidak ada titik temu. Sehingga gagal mendapatkan APBG karena TPG tidak mau menandatangani Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) tahun 2024 serta dokumen APBG tahun 2025.

Baca Juga :  Ketua PWI Simeulue: Ada Kemungkinan Simeulue di Serang Info Hoax Saat Pilkada

“Kita sudah mengupayakan agar bisa mencairkan APBG, namun antara TPG dan keuchik masih tidak ada titik temu”,tegas Wahidin.

Kemudian untuk Gampong Baroh Grong-Grong, sama seperti Gampong Batee juga, mereka terjadi konflik antara keuchik dan TPG. Beberapa kali dilakukan mediasi juga tidak ada titik temu, sehingga dokumen APBG tahun 2025 tidak bisa diajukan dan APBT tidak bisa dicairkan. “Ini menjadi pelajaran bagi keuchik dan TPG lainnya, jangan main-main dengan dana gampong”, ungkap Wahidin.

Untuk itu Wahidin selaku Kepala DPMG Kabupaten Pidie, selalu mengingatkan keuchik agar dalam penggunaan APBG harus transparan dengan masyarakat. Kemudian keuchik juga harus melibatkan TPG dalam pembangunan gampong dan mereka bertugas mengawasi pembangunan gampong serta penggunaan dana gampong. “Jadi keuchik dan TPG harus singkron, jika tidak maka masyarakat yang dirugikan”, pinta dia.

Baca Juga :  Sulitnya Lapangan Pekerjaan di Simeulue, Warga Menjerit dan Mengadu Nasib ke Perantauan

Ingat kata Wahidin, dana gampong bukan milik pribadi keuchik, jadi pengelolaannya tetap dibawah pengawasan TPG mewakili masyarakat. Lalu keuchik jangan mempertahankan egoisnya, sehingga ada sengketa dalam pengelolaan dana gampong. Dari perencanaan hingga pencairan dana gampong, TPG sangat berperan dan tanpa tanda tangan mereka LPJ dan dokumen APBG tidak bisa diposting.

“Ini yang perlu diingat dan juga kepada TPG, jangan merasa sebagai penyidik, tapi sebagai pengawas”, harap dia.

Editor: Amiruddin. MKReporter: Amir Sagita

Share :

Baca Juga

Daerah

Kodam Iskandar Muda Gelar acara Tradisi Penyambutan dan Penerimaan Pangdam IM

Daerah

139 Narapidana Rutan Kelas IIB Singkil Dapat Remisi Idul Fitri 1446 H/2025

Daerah

Personel Polres Aceh Jaya Salurkan Bantuan Kemanusiaan kepada Tukang Becak

Advetorial

Transaksi Periwisata di Aceh Travel Mart Capai Rp 2,3 Miliar

Daerah

Pimpinan Penegak Hukum Tandatangani Bersama Pelaksanaan e-Berpadu

Daerah

Pj Gubernur Harap Kanwil DJPb Dukung Pelaksanaan  PON dan Percepatan Proyek Nasional di Aceh 

Daerah

Ketua PSI Aceh Salam Komando dengan Kapendam IM Baru

Aceh Barat Daya

Pj Aceh Barat Daya Terima TAPE Aceh Award