Home / Peristiwa

Minggu, 24 Agustus 2025 - 20:09 WIB

Pemangkasan Anggaran Iklan, PSI Aceh Minta Pemerintah Tinjau Kembali Kebijakan

Redaksi

Ketua Pers Siber Indonesia (PSI) Aceh, Said Saiful. Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Ketua Pers Siber Indonesia (PSI) Aceh, Said Saiful. Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Banda Aceh – Pers Siber Indonesia (PSI) Provinsi Aceh menyoroti kondisi kritis pers lokal akibat pemangkasan anggaran iklan dan publikasi pemerintah daerah. Media yang sebelumnya mampu membiayai wartawan dan staf kini banyak yang hanya bisa dikelola oleh keluarga inti karena tidak mampu membayar gaji karyawan.

Ketua PSI Aceh, Said Saiful dalam rilis pers, Minggu, 24 Agustus 2025 mengungkapkan kondisi kehidupan media pers saat ini.

Baca Juga :  Kemlu RI tangani tujuh nelayan Aceh terdampar di Myanmar

“Pers lokal kini kelabakan. Banyak wartawan terpaksa berhenti karena gaji tidak menentu,” ungkapnya.

Pemangkasan ini, menurut Said, berdampak langsung pada kualitas informasi yang diterima masyarakat.

“Media yang menipis kapasitasnya tidak mampu melakukan liputan mendalam, sementara pengawasan terhadap kebijakan publik melemah,” sebut Said, yang juga CEO media ANNEWS.com.

Baca Juga :  Agar Tak Jadi Fitnah, APH Didesak Segera Usut dan Buktikan Dugaan Pungli di Dinsos Aceh Selatan

Dampak lain, kata Said, terasa pada sektor ekonomi yang bergantung pada media untuk publikasi. UMKM dan perhotelan kesulitan menjangkau konsumen, sementara pekerja kecil merasakan tekanan ekonomi yang nyata. “Usaha kecil kehilangan ruang promosi, pendapatan turun, dan rakyat menanggung akibatnya,” kata Said.

Said menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran jangan sampai mematikan pers. “Media independen adalah pilar demokrasi. Jika pers tercekik, kontrol publik melemah,” ujarnya.

Baca Juga :  Satu Hektar Lahan Terbakar di Sabang

PSI Aceh mendorong pemerintah meninjau kembali kebijakan anggaran iklan, memastikan media lokal dapat beroperasi dengan layak, dan memberikan perlindungan bagi jurnalis.

“Dukungan terhadap media lokal, menurut Said, bukan sekadar soal bisnis, tapi soal transparansi, akuntabilitas, dan keberlangsungan demokrasi,” pungkas Said Saiful yang juga pengurus organisasi perusahaan pers ternama itu.

Editor: RedaksiReporter: Poppy Rakhmawaty

Share :

Baca Juga

Internasional

Divonis 7 Tahun, Kemlu RI Upayakan Pembebasan WNI dari Penjara di Myanmar

Daerah

Aksi Unjuk Rasa Tolak RUU Pilkada di DPR Aceh Dibubarkan Paksa, Sejumlah Mahasiswa Diamankan

Hukrim

Pemerintah Kecamatan Bubon Lakukan Penertiban Busana Muslim 

Peristiwa

RSUD Aceh Besar Bantah Gunakan Obat Kadaluarsa pada Pasien Mata

Nasional

Dari Tanah Suci, Presiden Prabowo Instruksikan Tindakan Penyelamatan atas Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Internasional

Ingin jadi admin Judol, KemenP2MI Gagalkan CPMI ke Kamboja

Hukrim

Kemlu RI Kembali Bebaskan WNI Terancam Hukuman Mati di Arab Saudi

Daerah

Setelah dikepung Buaya, kini Aceh Singkil dikepung Malaria