Sigli – Diluar dugaan rapat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) tahun 2024 Gampong Batee, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, gagal dan sempat ribut dengan masyarakat. Rapat digelar di Meunasah Gampong Batee, pada Sabtu (19/4/2025) pukul 21.30 WIB.
Informasi yang diperoleh dari warga dilokasi rapat, gagalnya rapat disebabkan keuchik dan aparatur gampong tidak menghargai Tuha Puet Gampong (TPG). Seharusnya sebelum menggelar rapat LPJ dengan masyarakat terlebih dulu diselesaikan dengan TPG, namun anehnya pihak keuchik sama sekali tidak menggubris permintaan TPG untuk duduk membahas LPJ.
Rapat yang digelar di Meunasah Gampong Batee, dihadiri ratusan warga yang sudah lama menunggu LPJ keuchik. Bahkan kalangan pemuda dan kamu perempuan memenuhi meunasah dan juga dihadiri dari Muspika Muara Tiga, perwakilan dari kantor camat, dari Polsek dan Koramil 01 Muara Tiga.
Gelagat kisruh sudah terlihat sejak lima menit rapat dibuka oleh Keuchik Zakaria T.M.Dan. dalam rapat tersebut keuchik menjelaskan terkait dugaan penggunaan dana desa secara pribadi, “kalau malam ini terbukti uangnya saya pakai akan saya bayar semuanya dan jangan menuduh tanpa fakta”, cetus keuchik saat membuka rapat.
Dalam ucapannya keuchik juga sempat menyindir TPG, sehingga Ketua TPG, Busri merasa tersinggung sehingga terkesan tidak menghargai Ketua TPG beserta angggotnya. Lalu Ketua TPG langsung bersuara dan mempertanyakan kenapa keuchik tidak mau duduk dengan TPG terlebih dulu dalam menyampaikan LPJ, “apakah kami sebagai TPG yang bertugas mengawasi pembangunan gampong tidak punya hak untuk memeriksa kemana saja dana gampong digunakan”, ungkap Ketua TPG dihadapan ratusan warga.
Menurut Ketua TPG jika pihak keuchik tidak mau duduk dengan TPG untuk membahas LPJ maka jangan harap dokumennya akan ditanda tangani. Seharusnya keuchik lebih paham dalam proses pertanggung jawaban dana gampong. “Saya heran kenapa keuchik tidak mau duduk dengan TPG untuk membahas LPJ nya”, sebut Ketua TPG Gampong Batee, Busri.
Bahkan kata Busri dalam rapat, alasan keuchik tidak mau duduk dengan TPG tidak masuk akal. Dari pengakuan keuchik tidak bersedia duduk karena akan ada keributan. Padahal tidak ada niat sedikitpun dari pihaknya untuk menjegal keuchik, TPG bertujuan untuk memperjelas semua dana gampong yang sudah digunakan. “Kami sepakat jika keuchik masih berkeras tidak mau duduk dengan kami tetap tidak mau menandatangani LPJ dan itu permintaan masyarakat”, papar Busri.
Rapat yang digelar Sabtu (19/4/2025) pukul 21.30 WIB sempat panas, setelah suasana memanas perwakilan dari Kantor Camat Muara Tiga, Fandi menjelaskan tupoksi dana gampong dan aturan penggunaannya serta wewenang keuchik dan TPG. Karena masyarakat kurang paham dengan aturan yang dijelaskan tetap tidak diterima sehingga kembali ribut dan selanjutnya Ketua TPG meminta keuchik untuk duduk dengan TPG untuk membahas LPJ dan rapat disuruh bubar. Lalu spontan rapat dibubarkan dan masyarakat langsung keluar dari meunasah dan tidak dilanjutkan rapatnya.
Sebelumnya Camat Muara Tiga, Bakhtiar sudah mengingatkan keuchik agar setiap ada persoalan dengan TPG segera duduk untuk menyelesaikannya agar LPJ tahun 2024 bisa ditandatangani, sehingga bisa mengajukan Anggaran Pendapatan Belaja Gampong (APBG) tahun 2025.
Untuk Gampong Batee, Camat Muara Tiga, Bakhtiar sudah berulangkali meminta kepada keuchik agar bisa duduk dengan TPG untuk membahas LPJ dan segala persoalan. Akan tetapi keuchik sampai saat ini belum bersedia duduk dengan TPG, sehingga patut dicurigai dengan penggunaan dana gampong kemungkinan ada kecurangan.
Editor: Amiruddin MK